Refleksi Kehilangan: Bagaimana Diam-diam Ia Mengubah Hidup Kita
Ini Catatan pribadi tentang perpisahan, luka, dan proses tumbuh pelan-pelan.
Ada saat dimana dalam hidup sesuatu atau seseorang pergi begitu saja. Bukan dengan perpisahan besar, terkadang hanya dengan diam yang tiba-tiba. Rasanya aneh banget, satu sisi kita pengen nanya "kenapa?" Tapi disisi lain sadar kalau tidak semua pertanyaan punya jawaban.
Kehilangan seperti ini biasanya lebih sunyi daripada yang kita bayangkan. Nggak ada ucapan terakhir, nggak ada tanda resmi, nggak ada pamit atau salam terakhir. Tiba-tiba aja kosong. Tempat yang tadinya penuh sama obrolan, tawa, atau sekedar berbagi kalimat receh dan beberapa kalimat penenang lainnya, jadi sepi banget.
Aku sendiri sepertinya pernah ada di posisi itu. Kehilangan orang yang dilbilang penting yaa ga terlalu tapi yaa penting juga. Rasanya kayak gabisa dijelaskan, bingung, sendirian, dan nggak tahu harus apa. Tapi, dengan waktu ke waktu dan dengan seiring berjalannya waktu aku belajar bahwa hidup tidak selalu memberi peringatan sebelum merenggut sesuatu.
Semakin lama kita akan sadar, kehilangan nggak selalu berarti akhir. Perlahan, kehilangan menuntun kita untuk menoleh ke dalam, menata ulang diri, lalu menemukan versi baru dari siapa kita sekarang.
Jujur aja, lukanya mungkin nggak hilang. Lukanya akan tetap ada, tapi ada makna untuk tumbuh bersamanya. Karena, yaa kehilangan bukan cuma soal ditinggalin, tapi juga soal gimana kita akhirnya nemuin diri kita lagi dengan cara yang nggak pernah kita duga sebelumnya.
Kalau sekarang ini kamu lagi ada di fase suli ini, aku cuma pengen bilang : Bertahanlah. Luka memang tidak bisa kita hindari, tapi kita selalu punya pilihan untuk tumbuh bersama luka itu.
Posting Komentar
Posting Komentar